DIKPORA KOTA BIMA MELAKUKAN MEDIASI TERHADAP KEKERASAN YANG DI ALAMI OLEH SALAH SEORANG GURU DI SDN 1 MELAYU KOTA BIMA

KOTA BIMA. KAMIS, 3 OKTOBER 2024

Dunia Pendidikan Kota Bima di rundung masalah. Perlakuan di alami oleh seorang guru di SDN 1 Melayu Kota Bima tidak seharusnya menjadi contoh untuk guru yang ada di sekolah manapun, dimana tidak? guru yang seharusnya di hormati, di gugu dan di tiru oleh siswa dan masyarakat pada Jumat, 27 September 2024 jam 08.00 wita. tepatnya di ruang kelas mengajarnya di permalukan oleh oknum orang tua murid dan paman dari murid yang dia bimbing sehari-hari ini.

Menurut pengakuan dari guru yang bernama Prasetya Ali Sagas, S.Pd., pada saat dia mengajar tiba-tiba paman dari murid yang bernama Muhammad Ali Zidan yang duduk di kelas IV.c melakukan tindakan main hakim sendiri dengan memukul dan menariknya keluar dari kelas tempat dia mengajar dan kejadian inipun tepat di depan murid-muridnya dan guru-guru yang ada di SDN 1 Melayu Kota Bima.

Dalam laporan tertulis dari saudara Prasetya, "kronologis dari kejadian bermula pada Kamis Malam 26, September 2024 prasetya mendapat telpon dari orang tua dari Sakila yang melaporkan kepadanya bahwa anaknya sakila mendapat gangguan dari anak pelaku (zidan) yang merusak jawaban ulangannya sehingga nilai sakila jelek. lalu pada hari kejadian yaitu Jumat, 27 September 2024 zidan masih berbuat kenakalan dengan mengganggu teman sebangkunya si Muhammad Al-Hazard dengan mengambil kertas ulangannya padahal Muammad belum selesai mengerjakannya. pada saat itu saya (prasetya) memanggil zidan untuk di nasehati tapi dia tidak mengindahkan panggilannya hingga saya menakutinya dengan sapu baru dia bergerak. selagi prasetya menasehati zidan masih asyik dengan handphonenya dan menjawab dengan seadanya, lalu pak guru (prasetya) memukul pantatnya dengan sapu, setelah selesai menasehati parsetya lalu meminta mengerjakan UTS di depan kelas untuk mengantisipasi berhenti mengganggu teman-temannya.

Beberapa saat setelah itu ternyata dia (zidan) mengirim pesan lewat Whatsapp ke orang tuanya dengan laporan yang belum kami ketahui isinya dan ketiga wali murid itu datang marah-marah tentang anaknya yang di hukum. prasetya menambahkan keluarga zidan datang marah-marah dan melakukan kekerasan. Ramadan emosi dan memukul HP prasetya yang berada di atas mejanya. setelah itu si fuad (paman zidan) melayangkan pukulan ke arah belakang kuping prasetya. beberapa saat terjadi keributan datanglah guru-guru untuk melerai. lalu saat sudah dilerai wali murid masih ngamuk-ngamuk sambil mengancam semua guru yang ada. sementara itu prasetya di bantu oleh Kepala Sekolah untuk mengamankan diri ke Kantor Kapolsek Asakota untuk memberikan laporan". ungkapnya.

Sungguh miris kejadian yang menimpa guru ini pada Jumat, 27 September 2024 kejadian ini menyita banyak perhatian dari semua kalangan khususnya pemangku pendidikan di Kota Bima mulai Pemimpin daerah, sekda, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Bima, Sekretaris Dikpora, Kabid Dikdas, Korwas, Ketua PGRI serta Dewan Pendidikan dan kepala sekolah serta guru se Kota Bima.

Plh. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Bima Bapak Drs. M. Saleh di dampingi Sekretaris Dinas Dikpora Kota Bima Bapak Muhammad Humaidin, M.Pd., dan Kabid Dikdas Bapak Slamet Riadi, St.MT., beserta Korwas, Ketua PGRI dan Dewan Pendidikan selepas menghadiri Upacara Hari Kesaktian Pancasila yang di gelar di Halaman Kantor Walikota Bima pada Selasa, 1 Oktober 2024. langsung bergerak ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang ada di SDN 1 Melayu Kota Bima. dengan melakukan misi perdamaian antara orang tua murid dan keluarganya dengan guru Prasetya Ali Sagas, S.Pd., beserta kepala sekolah dan guru yang ada di sekolah SDN 1 Melayu Kota Bima dengan tujuan agar masalah serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari. keinginan serupa juga di ungkapkan oleh Kepala SDN 1 Melayu Kota Bima karena merasa trauma dengan kejadian itu. keinginan bersama adanya perdamaian dari kedua belah pihak di luar dari jalur hukum.

Pak Kadis menambahkan pertemuan selanjutnya di lakukan di Kantor Kapolsek Asakota, karena Dinas Dikpora Kota Bima bersama Ketua PGRI Kota Bima sudah melayangkan surat perdamaian di Kantor Polsek Asakota tinggal tunggu tindak lanjut dari kepolisian dan oknum guru yg merasa di lecehkan serta orang tua dan keluarga anaknya yang merasa dizolimi. intimidasi dari kedua belah pihak keluarga siswa dan guru semoga bisa di selesaikan dengan cara kekeluargaan. Harapan Pak Kadis dan semua kalangan semoga kejadian serupa tidak terjadi di Satuan Pendidikan manapun.

(TEAM WEB)